Monday, November 16, 2015

Masih tentang Gadis Itu



Ini adalah tahun keempat dalam pertahanan gadis itu menghadapi penantian. Gadis itu tak lebih dari seorang gadis bodoh yang menggunakan separuh waktunya untuk menunggu seseorang yang telah berstatus kekasih orang.

Hmph.. c i n t a
Lima huruf mengenaskan yang penuh dengan makna bagi gadis itu. Berawal dari kebaikanmu yang selalu tertuju untuk gadis itu. Kata-katamu yang selalu menyejukkan hati gadis itu. Kau bilang tak ada alasan kau menyukai gadis itu. Cukup karena gadis itu ya gadis itu bukan yang lain. Kata-kata yang selalu membuat gadis melejit bagai meteor di langit mendung.  Tapi nyatanya? Kau ambil kembali semua kata-kata indah dari mulutmu yang semat kau ucap untuk gadis itu. Setampan model yang berfoto mesra dan bahagia bersama gadis lain yang entah gadis itu tak tau namanya. itukah yang kau sebut cinta? Jika iya mengapa kau hujankan kata-kata indah pula untuknya dan mewarnai hari-harinya?

Ah ya.. h u j a n
Satu kata yang menurutnya dapat menusuk hati sekaligus membangkitkan semua memori.  Semua jejaknya tak dapat ku buang begitu saja. Gadis itu tak pernah bisa melupakan hari itu. Saat kau menjemputnya di tengah gerimis bahkan hujan. Saat kau memberikan senyum tulusmu meskipun sebenarnya kau menggigil. Saat kau menunggunya datang meskipun tanpa sepengetahuan gadis itu dan untunglah gadis itu tetap datang. Saat kalian sama-sama membiarkan diri berperang melawan derasnya hujan hanya untuk bertegur sapa. Terlalu dalam dan gadis itu masih selalu ingat detail demi detail cerita yang pernah terjadi di antara kalian melalui hujan. Bagaimana gadis itu, kau, dan persahabatan yang berakhir dalam kesaksian hujan.

Apa kau tak penasaran apa yang terjadi pada gadis itu ketika kau sedang berbahagia dengan gadismu?
Aku beri satu jawaban. Pada awalnya gadis itu menyerah dan berhenti seketika. Menjalani hari-harinya tanpa sosokmu dan berusaha membuat segalanya baik-baik saja. Namun hari demi hari begitu sulit. Gadis itu gagal. Kau masih saja muncul di kepalanya. Caramu tersenyum yang sehangat mentari, tawamu yang seringkali karena menertawakannya yang sering malu-malu bahkan kerap kali salah tingkah di hadapanmu, dan terlebih lagi caramu menyapanya yang tak ada duanya.
Dalam hatinya, jauh dalam hatinya gadis itu juga ingin sepertimu. Bahagia dengan seseorang yang mencintainya. Mencari seutas hati yang dapat terhubung dengan hatinya. Namun apa daya mungkin takdir belum mempertemukannya. akan kubiarkan seutas tali padamu yang tertinggal di hatinya hingga akhirnya nanti menghilang dan dapat menemukan hati lain untuk dapat saling terhubung.

1 comment: